Lontara
Kerajaan Suppa menyebutkan, sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa
meninggalkan Istana dan pergi ke selatan mendirikan wilayah tersendiri
pada tepian pantai karena hobbynya memancing. Wilayah itu kemudian
dikenal sebagai kerajaan Soreang, kemudian satu lagi kerajaan berdiri
sekitar abad XV yakni Kerajaan Bacukiki. Dalam satu kunjungan
persahabatan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tonapaalangga
(1547-1566) berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang.
Sebagai seorang raja yang dikenal sebagai ahli strategi dan pelopor
pembangunan, Kerajaan Gowa tertarik dengan pemandangan yang indah pada
hamparan ini dan spontan menyebut “Bajiki Ni Pare” artinya “Baik dibuat
pelabuhan Kawasan ini”
. Sejak itulah melekat nama “Parepare” Kota Pelabuhan. Parepare akhirnya ramai dikunjungi termasuk orang-orang melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa.
. Sejak itulah melekat nama “Parepare” Kota Pelabuhan. Parepare akhirnya ramai dikunjungi termasuk orang-orang melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa.
Walaupun
Kota Parepare mempunyai s
ejarah panjang dari ratusan tahun silam, hari ulang tahun Kota Parepare didasarkan pada tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah Walikotamadya Pertama H. Andi Mannaungi pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960. Setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka status Kotamadya berganti menjadi “KOTA” sampai sekarang ini.
ejarah panjang dari ratusan tahun silam, hari ulang tahun Kota Parepare didasarkan pada tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah Walikotamadya Pertama H. Andi Mannaungi pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960. Setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka status Kotamadya berganti menjadi “KOTA” sampai sekarang ini.
Parepare memiliki luas
wilayah 99,33 km² dan berpenduduk sebanyak ±125.000 jiwa. Di sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, di sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Sidrap, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Barru dan di sebelah Barat berbatasan dengan selat Makassar.
Kota
Parepare terbagi atas 3 kecamatan yaitu kecamatan Bacukiki dengan luas
sekitar 79,70 km2 atau 80% total luas wilayah Kota Parepare dengan 9
kelurahan, kecamatan Ujung dengan luas 11,30 km2 terdiri atas 5
kelurahan dan kecamatan Soreang seluas 8,33 km2 dengan 7 kelurahan.
TOPOGRAFI/GEOLOGI
·
Ditinjau dari aspek topografi wilayah, lebih dari 85% wilayah Kota
Parepare merupakan areal yang bergelombang (15-40%) dengan luas
keseluruhan 5.621 Ha, berbukit-bukit sampai bergunung (>40%) dengan
luas 3.215,04 Ha, sehingga untuk pengembangan fisik kota akan sangat
dipengaruhi oleh kondisi topografi ini.
· Formasi perbukitan
ini pada bagian selatan kota mendekat ke arah pantai dengan jarak
terdekat 400 meter, sedangkan jarak terjauh berada di pusat kota yaitu
sekitar 1,2 km. Dengan kondisi topografi seperti ini, maka wilayah yang
rata atau landai terdapat pada bagian barat dengan luas keseluruhan +
1.097, 04 Ha, dimana areal ini merupakan pusat kegiatan penduduk dan
kegiatan perkotaan lainnya.
· Berdasarkan ketinggian dari
permukaan laut, Kota Parepare dengan wilayah yang bergelombang sampai
bergunung, maka 87% dari luas wilayahnya terletak pada ketinggian diatas
25 meter dpl, bahkan sampai mencapai ketinggian 500 meter dpl. Daerah
dengan ketinggian 0 – 25 meter dpl, berada dekat dengan pesisir pantai
yang merupakan pusat kegiatan dan pemukiman penduduk.
·
Formasi geologi yang terdapat di Kota Parepare sebagai pembentuk
struktur batuan di wilayah Kota Parepare antara lain: endapan alluvial
dan pantai, kerikil, pasir, lempung dan batu gamping koral, selain itu
terdapat juga batu gunung apai di Kota Parepare seperti tufu, breksi,
konglomerat dan lava.
· Jenis tanah yang terdapat antara lain:
tanah regosol adalah tanah yang memiliki tekstur kasar dengan tanah
kadar pasir yang lebih dari 60% dan memiliki solum yang dangkal serta
tanah alluvial yaitu tanah endapan yang memiliki horizon yang lengkap
karena kerap kali tercuci akibat erosi pada daerah kemiringan
IKLIM
Berdasarkan catatan stasiun klimatologi, rata-rata temperatur Kota Parepare sekitar 28,5oC dengan suhu minimum 25,6 oC dan suhu maksimum 31,5 oC.
Kota Parepare beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau pada
bulan Maret sampai bulan September dan musim hujan pada bulan Oktober
sampai bulan Februari.
TRANSPORTASI
KONDISI
jalan di kota Parepare adalah 90 persen konstruksi hotmix dalam kondisi
baik, dilewati jalan Nasional Trans Sulawesi dan memiliki jalan lingkar
luar (Outer Ringroad) lalu lintas regional. Transportasi di kota
Parepare tersedia dengan jumlah yang memadai, di kota Parepare terdapat
angkutan kota yang disebut pete-pete yaitu sejenis kendaraan roda empat
angkutan kota yang dapat memuat hingga 10 orang penumpang,juga terdapat
angkutan umum dengan segmen tertentu seperti taksi dan ojek motor, serta
kapal motor tempel yang melayani jalur khusus ke Ujunglero yaitu
wilayah pesisir yang letaknya berada di sebelah barat kota Parepare,
namun menjadi wilayah administrasi kabupaten Pinrang. Semua jenis
angkutan tersebut beroperasi dengan lancar, baik pengangkutan yang
dikelola oleh pemerintah seperti Patas yang khusus melayani rute
Parepare - Makassar Pulang Pergi maupun pengangkutan yang dikelola oleh
swasta dalam rangka menghubungkan beberapa provinsi dan antar daerah di
Sulawesi Selatan dan Barat. Perlu untuk menjadi catatan adalah Kota
Parepare adalah salah satu peraih penghargaan Wahana Tata Nugraha yaitu
penghargaan Pemerintah Pusat dalam bidang pengelolaan lalu lintas dan
transportasi.
Prasarana transportasi laut di Kota Parepare terdapat beberapa unit pelabuhan yaitu:
Pelabuhan
Nusantara yaitu sebagai pelabuhan utama yang merupakan pelabuhan kedua
terbesar di Sulawesi Selatan setelah Makassar yang disinggahi oleh kapal
berbobot mati 1000-2000 ton. Pelabuhan ini berfungsi sebagai tempat
bongkar muat barang dan orang, melayani pelayaran Nusantara (antar
pulau) dan samudra (antar negara).
Pelabuhan Lontangnge dan
Pangkalan Cappa Ujung yang merupakan pelabuhan perahu motor atau kapal
kayu yang berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang yang
melayani pelayaran lokal (antar daerah) dan pelayaran nusantara terutama
kawasan Timur Indonesia dan Kalimantan.
Pelabuhan Pertamina
yaitu pelabuhan yang khusus melayani kapal tanker yang memuat bahan
bakar. Fasilitas pelabuhan yang ada seperti dermaga, tempat penambahan
tanker sebesar 6.500 dwt, depot pertamina dalam bentuk tangki raksasa
sebagai tempat penampungan bahan bakar untuk didistribusikan didaerah
pemasaran
PENDIDIKAN
FASILITAS
pendidikan merupakan indikator untuk mengukur tingkat intelektual
penduduk dalam suatu kota. Pembangunan Pendidikan mempunyai sasaran yang
diarahkan pada meningkatnya angka melek huruf, rata-rata lama sekolah
dan angka partisipasi sekolah, meningkatnya kualitas lembaga pendidikan,
tersedianya tenaga pendidikan dalam jumlah yang cukup dan bermutu,
meningkatnya kualitas manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan
meningkatnya peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan.
Sedangkan
program pendidikan sejak lama telah dilaksanakan berbagai kegiatan,
antara lain, peningkatan dan perbaikan kualitas prasarana pendidikan,
hal ini dilaksanakan melalui pemberian bantuan / subsidi serta
pembangunan rehabilitasi sekolah.
Program pendidikan dasar
yang dilaksanakan di kota Parepare bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan sekaligus mewujudkan visi kota Parepare sebagai kota
pendidikan. Dan sejak tahun 2002 telah terbentuk Dewan Pendidikan Kota
sebagai wahana yang memfasilitasi berbagai kepentingan untuk
pengembangan pendidikan.
Adapun fasilitas pendidikan yang
terdapat dikecamatan Soreang yang berjuiniah 65 Unit atau 37,38 % dan
keseluruhan fasilitas pendidikan yang ada dikota Parepare. Sedangakan
Kecamatan Ujung merupakan kecamatan yang meiniliki jumlah fasilitas
pendidikan yang paling sedikit yaitu 46 unit atau 26,7% dan kecamatan
Bacukiki terdapat 61 unit atau 35,92 % dan keseluruhan fasilitas
pendidikan yang ada di Kota Parepare.
Saat ini di kota
Parepare juga terdapat sekolah unggulan yaitu sekolah menengah umum
(SMU) 5 Parepare,serta terdapat beberapa perguruan tinggi setingkat
strata satu dan Diploma antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam
Negeri (STAIN), PGSD UNM, Universitas Muhammadiyah Parepare
(UMPAR),Sekolah Tinggi Ilmu Ekonoini (STIE), Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
(STIH) Amsir,STAI DDI, AKPER Fatima dan AKPER Dinkes. Disamping itu juga
terdapat lembaga-lembaga pendidikan yang membuka program-program
pendidikan dengan jangka waktu tertentu yang tentunya dapat meningkatkan
pendidikan dan daya saing SDM khususnya di kota Parepare
BUDAYA DAN AGAMA
MASYARAKAT
Kota Parepare yang terkenal Heterogen meiniliki kebudayaan yang
beragam,meski suku Bugis adalah suku yang dominan namun dalam keseharian
masyarakat kota ini sangat terbuka dengan kebudayaan atau kebiasaan
baru dan komunitas lain. Hal ini dikuatkan oleh keadaan kota yang
relatif aman meski banyak komunitas yang berdiam di kota Parepare. Pada
dasarnya masyarakat telah menyadari akan pentingnya menjaga keamanan dan
kenyamanan kota, karena kota Parepare adalah kota transit dimana ada 2
pelabuhan besar yang mempunyai peran yang besar dalam mobilitas penduduk
dan dan ke daerah lain khususnya Indonesia Timur dan Nusantara sehingga
atas dasar saling membutuhkan inilah yang mempunyai andil besar dalam
menciptakan kebudayaan masyarakat untuk saling menghargai satu sama lain
untuk menuju hidup yang lebih baik di masa yang akan datang. Secara
khusus kebudayaan Bugis adalah gambaran masyarakat kota ini meski tidak
menutup adanya kebiasaan atau kebudayaan dan etnis dan komunitas lain,
namun budaya sipakatau (Bahasa Bugis:saling menghormati) sangat
dijunjung oleh masyarakat kota Parepare dalam segala bidang,hal inilah
yang diharapkan dapat memancing investor atau wisatawan untuk dapat
mengenal Kota Parepare lebih lauh dan melihat peluang-pe1uang investasi
yang dapat dikembangkan kelak.
INFRASTRUKTUR
DRAINASE
AIR
buangan yang ada di kota Parepare antara lain berasal dari air hujan
dan air kotor /limbah yang berasal dari hasil buangan kegiatan kota (
pemukiman, perdagangan, jasa, dan industri ) yang terus mendapatkan
perhatian dan penanganan serius agar tidak menimbulkan masalah
lingkungan perkotaan.
Kondisi drainase yang ada di kota
Parepare dengan total panjang drainase adalah 48.659 m atau 0,45
m/kapita yang terdini dan saluran premier dengan panjang 6.992 m,
saluran sekunder 28.135 mdan salurantersiersepanjang 13.602 m.
AIR BERSIH
MASYARAKAT
kota Parepare pada umumnya menggunakan air bersih yang dikelola oleh
PDAM kota Parepare, hanya sebagian kecil masyarakat yang tidak tersentuh
dengan jaringan air bersih PDAM ini karena telah terpasang di setiap
kecamatan, kelurahan di seluruh kota Parepare dan hal ini dapat
terjangkau dengan mudah. Kapasitas terpasang untuk saat ini adalah 205
L/detik, sementara kapasitas yang terpakai adalah 165 L/detik dan yang
tersisa adalah 40 L/detik.
Berdasarkan pemetaan hidrogeologi
maka kota Parepare termasuk mandala air tanah dataran rendah, akuifer
mempunyai aktifitas sedang serta ditutupi batuan semi padu dengan
kelulusan sedang, batuan tersebut berukuran butir pasiran sampai
kerikil.
Sumur air tanah dalam yang saat ini dalam yang saat
ini masih berfungsi yaitu sumur dalam P-28 Soreang, P-1D Harapan, P-5B
Ukke’e dan P-4B Takkalao serta P-2C Soreang yang jumlah seluruh
kapasitas mencapai 100 liter/detik. Untuk tanah dangkal berasal dari
sumur Labatu dengan kapasitas 145 liter/detik.
LISTRIK
PENGGUNAAN
listrik yang ada di Kota Parepare adalah tersedianya gardu induk PLN
dan PLTA Bakaru dan PLTD Suppa, kapasitas yang tesedia adalah 76 Mw,
kapasitas yang terpakai adalah 37,5 Mw, dan yang tersisa adalah 38,5 Mw.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemasangan listrik secara merata
disetiap rumah penduduk di seluruh kota Parepare.
TELEKOMUNIKASI
Pembangunan
sarana pos dan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan kelancaran
arus informasi dari suatu daerah ke daerah lainnya. Kelancaran informasi
ini diharapkan mampu memacu perekonoinian daerah. Dalam hal
telekomunikasi Pihak Telkom telah menyiapkan kapasitas jaringan yang
sudah terpasang adalah 5.960 SST, kapasitas yang terpakai adalah 5.526
SST dan kapasitas yang tersisa adalah 434 SST. Disamping itu masyarakat
pada umumnya juga menggunakan layanan telepon seluler yang telah
dioperasikan oleh beberapa operator Nasional seperti
Telkomsel,Indosat,Exelindo,dll.
OBYEK WISATA PAREPARE
Pelabuhan Cappa Ujung
Alun-alun Kota Lapangan Makkasau
Gedung Kantor Walikota Parepare
Pelabuhan Nusantara
Kawasan Pasar Senggol
Objek Wisata Sumur Jodoh
Pusat Informasi Pariwisata
Islamic Centre
Monumen Patung Pemuda
Terminal Induk LumpueGoa Tompangnge
Pantai Lumpue & Pantai Tonrangeng
Pantai Bibir
Objek Wisata Hutan Kota Jompie
Objek Wisata Sungai Karajae
Taman Bermain Lamario
Objek Wisata Sumur Tujuh
Wisata Kuliner
Wisata Alam & Budaya
0 komentar:
Posting Komentar